Kalau
kedua-duanya suka pasti kedua-duanya akan berusaha untuk dekat, tapi jika hanya
salah satu berarti bukan suka. Jlep..jlep..jlep.. keren gak kata-kata itu?,
tapi agak sedikit gak setuju sih, trus kalau cewek masak juga harus usaha?,
hehehe. Gak juga kok, ada benernya juga yang namanya cinta ya memang butuh
usaha, cuman harus ada batasanya gak semua harus dilakukan (untuk cewek).
Gimanapun juga harga diri itu nomer satu, walaupun udah banyak yang bilang
emansipasi tapi kalau cewek ngejar cowok
ya gak bangetlah, bu Kartini yang memproklamasikan emansipasi pun aku yakin
juga gak setuju.
Aku, Melody Cinta
Keynina adalah cewek yang seperti diatas itu, hehe. Menurut ku cewek itu harus
punya harga diri, bukanya berapa harganya seorang diri cewek!!, tapi sesuatu
yang menjadi pegangan dalam hidup, prinsip. Kalau cewek punya harga diri, pasti
gak akan mudah untuk dipermainkan cowok, kalau cowoknya itu emang bener. “Kalau
cewek baik pasti dapat cowok baik, kalau cewek bener pati dapat cowok bener”,
itu wejangan bunda yang selalu aku pegang. Dan semuanya itu terbukti dengan
adanya teman cowokku, udah dua tahun ini aku deket sama Dion, sebagai temen.
Hari ini, dijadwal yang seharusnya aku bermanja-manja dirumah harus diganggu
sama permintaaan Dion untuk mengajak ku pergi. Setelah Dion berhasil meminta
ijin sama bunda akhirnay akupun mengikuti permintaan Dion yang katanya aku gak
bakal nyesel kalau ikut Dion.
Sudah dua jam
perjalanan ku bersama Dion, dan sudah dua kali juga ban motornya Dion bocor,
hadeh mana motornya motor cowok berat banget, tapi aku gak ikut dorong sih,hehe
soalnya gak boleh juga sama Dion jadi aku cuma baw tas dan helmnya aja sambil
gak henti-hentinya menyemangatinya, haha. Wouw sumpah bagus buanget
pemandanganya, bener kata Dion aku gak nyesel, Dion tau aja kesukaan ku. Aku
seneng banget ditempat yang banyak hijau-hijaunya, adem, sejuk, ya yang kayak
ginilah. Akhirnya sampailah ditempat wisata yang menyuguhkan pemandangan
amazing, aku dan Dion beristirahat disalah satu penjual jagung bakar, double
nikmatnya, nikmat melihat pemandangan dan nikmat menyantap lezatnya
jagung bakar. Jalan-jalan menyusuri tempat itupun kita lakukan, sampai akhirnya
aku dan Dion duduk disalah satu gasebo, saat itu Dion mengatakan bahwa Dion
suka sama aku, hah..upss dan Dion meminta aku untuk jadi pacarnya, saat itu
juga!, nah lo..nah lo. Pengen rasanya lari tapi gak tau jalan pulang, jauh
pula, tapi kalau gak lari aku harus jawab saat itu juga, Dion..Dion. Jujur
sebernernya aku nyaman sama Dion, dua tahun kedekatan kita itu buat aku dapat
ngrasain perhatian, kasih sayang, ketenangan tapi semua rasa itu terkalahkan
karena aku dan Dion berbeda keyakinan. Aku udah berprinsip bahwa gak mau punya
temen deket alias pacar yang beda agama, pengen nantinya aku sama temen deket
ku bisa kegereja bareng, pelayanan bareng, mungkin udah banyak pasangan yang
menikah dengan perbedaan agama tapi akau gak mau kayak gitu, harus nikah
dialtar, hehe..hushus. Secara gak
langsung itu yang aku katakan pada Dion, tapi Dion menyakinkan aku untuk menjalani dulu, bukan karena terpaksa tapi
karena aku nyaman dengan Dion, Dion baik banget dan Dion berhasil meyakinkan
ku.
Tiga bulan aku
menjalin hubungan bersama Dion, dan aku sangat bahagia cuman terkadang aku
sebel kalau Dion mulai over protektif. Dion gak pernah cemburu aku mau sama
siapa aja karena memang aku gak pernah
sama siapa-siapa, lah. Kadang Dion juga emosian, sebenarnya lebih kepada sikap
dia yang tegas sih, dan aku butuh cowok yang tegas jadi pas. Baiknya, Dion gak
pernah mempermasalahkan perbedaan kita, aku yang sering menghabiskana waktu ku
digereja, dan terkadang dua minggu
sekali aku baru bisa ketemu sama Dion. Dion gak pernah nuntut aku untuk selalu
ada untuknya, tapi Dion selalu ada untuk aku, disaat apapun dan kapanpun aku
membutuhkanya, itu yang membuat aku tambah merasa nyaman dengan hubungan ku
bersama Dion, meskipun terkadang aku merasa gak enak. Aku tau pasti didalam
hatinya Dion mulai gak nyaman, dan aku
nunggu sampai Dion ngomong apa yang sebenarnya Dion rasain.
Bulan desember
adalah bulan tersibuk ku digereja, otomatis komunikasi ku dengan Dion mulai gak
lancar. Memasuki bulan ini membuat ku sedikit lupa kalau ada Dion, kesalahan. Tapi
Dion juga berperan penting dalam membuat ku sedikit melupakan sosoknya, buakan
karena aku cari-cari alasan atau membela diri tapi memang itu yang terjadi. Dion
sibuk dengan klub basketnya dan aktifitasnya
sebgai pemuda masjid. Aku sering nemenin Dion latihan basket, Dion selalu
berusaha memberikan yang terbaik bagi clubnya dan aku selalu suprot itu, aku
gak pernah merasa keganggu dengan ketenaranya sebagai pemain sekaligus sebagai
kapten basket, walaupun banyak cewek-cewek yang pasti aku tau selalu
ngejar-bgejar Dion, tapi gak tau kenapa aku selalu percaya sama Dion. Terkadang
aku juga bantuin keluarga Dion untuk mempersiapkan pengajian dirumahnya. Aku
sering mengingatkan Dion untuk menunaikan kewajiban sholatnya. Aku gak pernah
maksa Dion untuk ikut kegereja, begitu juga sebaliknya, dan orang tua kita?, sama
sekali gak ada yang memaksa. Tapi itu dulu, sekarang aku sibuk digereja dan Dion
sibuk dimasjid. Sampai suatu hari akhirnya Dion meminta ku untuk bertemu
denganya tapi aku menolak karena ada latihan digereja, Dion marah dan baru kali
ini aku melihat Dion semarah ini, aku bilang ke Dion untuk besuk aku mau
menemuinya dan Dion setuju.
Deg..deg’an,
itu yang aku rasain, kelihatan banget wajah gak bersahabtnya Dion dan aku cuma
bisa berfikir positif. Aku dibawa Dion kesuatu tempat yang asing buat aku,
selama dari rumah ku sampai di tempat ini, sama sekali Dion gak mengeluarkan
sepatah kata apapun, sumpah aneh dan aku takut banget. Akupun mengawali
percakapan , dan selalu dijawab Dion dengan sinis, aku jadi tambah bingung sebenarnya aku
salah apa?, kenapa dion tiba-tiba berubah?. “kamu sekarang berubah dy, kamu gak
pernah ada waktu buat aku, selalu aja kegereja, yang latianlah, persekutuanlah,
diklat, baksos dan apalah itu” kata-kata Dion setelah beberapa menit gak ada
suara dari ku maupun Dion, “berubah? bukanya kamu? bentar sekarang kenapa kamu mempersoalkan masalah aku
digereja? kamu tau kan di, kita ini beda, dari awal aku udah bilang di kenapa
aku gak bisa terima kamu waktu dulu, trus kenapa kamu biarin aku untuk melangkah
sejauh ini?”, “aku yang salah dy, ternyata aku gak bisa menjalin hubungan
dengan perbedaan ini dy”, aku gak percaya dengan kata-kata yang barusan aku
dengar “ternyata? okey aku ngerti di, aku ngerti apa yang kamu inginkan, bukan
salah kamu di, dua dunia itu gak bisa disatukan dalam cinta, sebenarnya kita udah
tau dari awal di, dan kita terlalau memaksa cinta, tapi makasih di buat selama
ini ”, Dion kaget dengan respon ku tapi akhirnya Dion berkata “maafin aku dy, aku sayang kamu”, kata
terakhir dari Dion yang menjadi pertanda perubahan status kita. Bukankah ini
yang aku tunggu?, supaya Dion ngomong apa yang sebenarnya Dion rasain?, ya..
tapi jujur aku gak nyangkal bakal seperti ini, disaat aku udah bisa nerima
semua perbedaan ini, disaat ini juga aku harus memilih untuk gak egois. Dion adalah cowok yang baik, aku yakin Dion
juag gak bermaksud untuk mempermainkan ku memang seperti inilah cerita yang
harus aku jalani bersama Dion. Aku tau Dion sayang sama aku, dan Dion juga tau
bahwa akupun sayang padanya tapi jika cinta tidak memilih kita, aku coba
merelakanya. Memang salib dan tasbih tidak dapat bersatu.
Galabo?
BalasHapusGeladak langen bogan?
aku sing salah ms :D
BalasHapus