Jumat, 18 Januari 2013

life and love chocolatos




Terlihat jelas dijendela itu air yang jatuh dari langit. Hujan, dan karena hujan aku harus menuggu disekolah. Sebenarnya dengan situasi yang seperti ini para guru jadi berlomba-lomba memanfaatkan waktu, yah untuk apa lagi kalau memberi  pelajaran tambahan, alasanya harus mengunakan waktu dengan sebaik mungkin karena sudah kelas tiga, sama-sama menunggu lebih baik digunakan untuk belajar daripada ngobrol gak jelas. Okey, kalau aku sih fine-fine aja tapi gak tau deh dengan anak-anak lain.
Satu jam tepat hujan reda berarti waktunya go to home. Dengan keringat yang membasahi seragam ku plus membuat aku terlihat lusuh, seperti biasa dengan sepeda ku, akupun pulang. Melewati jalanan yang sering aku lewati membuat aku merasa lebih aman, karena sudah terbiasa dan tau suasana jalananya. Terkecuali jalan yang satu ini, gak tau kenapa dan dari kapan mulainya jalanan yang dulunya sepi ini tiba-tiba sering sekali ramai anak-anak muda. Dan aku kurang suka karena anak mudanya gak jelas gitu. Jujur , aku gak takut sama mereka  cuman risih, males dijaili, pasti dan gak mungkin gak, kalau aku lewat semuanya pada teriak-teriak “di..di..”, gak jelas banget’kan? memangnya aku sirkus diteriakin, trus tau dari mana coba kalau nama pangilan ku “dy..”  arrrgghhh nyebelin.. aku sama sekali gak kenal  sama anak-anak daerah jalan ini, huuh..siapa sih yang kasih tau!!. Lewat jalan ini tu harus tahan uji, kalau gak kuat bisa mati konyol. Dan setelah lewat jalanan yang seharusnya anti aku lewati, cuma karena kalau lewat jalan lain terlalau jauh jadi ya terpaksa mau gak mau, suka gak suka aku lewat jalan ini. Akhirnya aku  sampai juga dirumah dengan selamat. Bukan rumah ku,melainkan rumah tante ku.
Jam menunjukan pukul setengah empat sore, waktu aku tiba dirumah. Sejenak melepas lelah semabri menunggu jarum panjang diangka duabelas,  jarum pendek diangka empat yang berarti itu adalah waktu ku mencuci, akupun melaksanakan hobi ku membaca buku diatas tempat tidur. Tapi sayangnya  aku ketiduran, oh God... Dan baru terbangun pukul lima sore, parahnya ternyata aku belum mencuci piring, bakal kacau jadwal ku hari ini. Okey, untungnya adik ku juga sudah bangun jadi bisa berdua menyelesaikanya, yang pertama adalah mencuci piring, go go go go!!. “Di…di..cie,cie,..di..di..”, gak sadar karena keasyikan mencuci sambil ngbrol sama adik, ternyata grombolan anak-anak yang dijalan tadi lewat, dan seperti biasa sama sekali  aku gak nengok, adik ku malahan yang cengar-cengir ngetawain aku, puasin aja sepuas-puasnya. Kesalahan ku adalah aku lupa kalau setiap jam lima sore itu, adalah jadwal grombolan anak-anak itu lewat samping rumah ku yang sekaligus tempat untuk aku mencuci, huhft. Lega deh  setelah sadar mereka sudah pergi,huss..huss…,. dan selesai juga aku mencuci piring sekarang waktunya mencuci baju, smangka!!, tapi  katauan juga deh sama tante kalau aku baru mencuci. Tante itu baik banget, dan buat aku tante itu ibu ku, karena aku dari kecil ikut tante jadi sosok ibu itu ada ditante ku, ibu ku sendiri ada diluar kota. Walaupun tante sudah menganggap ku sebagai anak dan aku juga sebaliknya, tapi aku sadar aku juga harus bantu-bantu tante, walaupun tante gak pernah menyuruh ku. Ya  sadar dirilah, dirumah orang ups saudara maksud ku, masak cuma diem aja gak ngerti balas budi, walaupun tante dan om ku sangat-sangat baik dan gak mengharapkan balas budi apapun dari aku, tapi se’enggaknya selagi aku bisa membantu dang mengerjakan pati aku lakukan.
Karena mencuci dimalam hari otomatis jadi gak kelihatan, tapi dijamin bersih kok cucianya hehe. Tempat aku mencuci itu ditempat umum jadi walaupun malam hari gak sepi-sepi banget, sesekali duakali adalah orang yang ke kamarmandi untuk sekedar cuci tangan, atau buang air kecil. Jarak antara rumah dan fasilitas umum itupun sangat dekat , cuma terhalang satu warung. Sangat disayangkan karena  gelap jadi aku gak tau siapa yang lewat atau sekedar jajan diwarung sebelah, jadi ngrasa aneh gimana gitu. Keanehan yang aku rasain itupun tambah menjadi-jadi ketika ada sepeda motor , yang dari tadi lewat kompleks tempat ku, sampai akhirnya motor itu berhenti didepan warung dan salah satu dari dua orang yang menaiki motor itupun turun menuju warung sebelah, karena penasaran aku sedikit melirik ke orang yang berdiri disebalah ku yang juga berarti berdiri didepan warung jajan itu, dan… arrrgghhh ampun ternyata dia salah satu dari grombolan orang itu. Kaget yang pertama itu tadi, kaget yang kedua orang itu beli banyak banget chocolatos, hih.. kurang kerjaan kali ya? ngapain coba dari tadi muter-muter kalau ternyata cuma mau beli chocolatos, kenapa gak disupermarket aja, sebenernya  bukan urusan ku juga sih, cuma sebel aja ketemu slah satu grombolan orang-orang itu lagi. Habis dia beli chocolatos yang banyak itu, dia lewat dibelakang ku dan dia langsung jongkok disebalah ku, sumpah dia bikin aku kaget yang ketiga kalinya. Dia jongkok dan dia kasih aku satu chocolatos sambil bilang “di-di”, dan dia berhasil buat aku kaget yang keempat kalinya oh God..apa ini, dan dalam keadaan kaget itu, reflex aku ambil chocolatos yang diulurkanya dan bilang “makasih” sambil tersenyum pastinya. Demi Tuhan jantung ini rasanya mau copot, dan tiba-tiba aku seneng banget, aku langsung lari kerumah dan cerita sama adik ku, responya ngakak  gak jelas  karena menurut adik ku,  cowok yang ternyata sering dielu-elukan teman-temanya kalau pas aku lewat itu dan yang gak lain bernama “di-di’’ bukan manggil aku, kepedean banget’kan, menurut  adik ku  Di-di pengen tau nama ku , eh  malah aku bilang makasih, jadi deh aku diketawain. Argument ku, “ya kalau dikasih sesutu’kan harus bilang makasih”, hehe.  Nasib chocolatos so sweet itupun, aku museum kan dilemari baju adik ku dan aku beri adik ku ultimatum, dia gak boleh pegang apalagi makan chocolatos itu, eh tapi setelah kira-kira satu bulan, aku sendiri yang memakan chocolatos itu, hahahha.
Keesokan harinya, karena hari libur aku jalan-jalan sama Nisa sahabat ku, dan kita lewat dijalan itu. Deg-degan sih, takut kalau ada Di-di dan teman-temannya, tapi ternyata gak ada orang disepanjang jalan itu, bahagia deh aku melangkah,huhu. Tapi jujur sedikit kecewa karena gak bisa ketemu Di-di..loh!!. Sayangnya cuma kelihatanya aja sepi gak ada grombolan anak-anak itu, tapi baru beberapa langakah udah ada yang panggil Nisa, heh ternyata temenya Nisa yang sekaligus temenya Di-di .., ups gak cuma temenya ternyata, menyusulah orang yang aku sebut-sebut dari tadi. Saat itu aku ngrasa sekeliling ku itu tiba-tiba ada tembok yang gede yang gak ada satu celah pun untuk aku bisa menerobos lari, yang ada cuma aku yang  berdiri kayak patung  dan Di-di  yang  berjalan  menuju  kearah ku, alhasil aku gak bisa pergi kemana-mana cuma bisa  diam menunggu kedatangan Di-di. Ternyata bener kata adik ku, Di-di pengen tau nama aku siapa, kenalan..kenalan,  yaudahlah ya sekedar nama dan  karena aku menghargai Di-di sebagai  cowok yang  gentle, akupun mengulurkan tangan ku dan langsung  disambut  tanganya, “melody..” kata ku sambil tersenyum dan dibalasnya senyuman ku dengan senyumnya yang semanis chocolatos darinya itu.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar