Terlihat jelas dijendela itu air yang jatuh dari langit. Hujan, dan
karena hujan aku harus menuggu disekolah. Sebenarnya dengan situasi yang
seperti ini para guru jadi berlomba-lomba memanfaatkan waktu, yah untuk apa
lagi kalau memberi pelajaran tambahan,
alasanya harus mengunakan waktu dengan sebaik mungkin karena sudah kelas tiga, sama-sama
menunggu lebih baik digunakan untuk belajar daripada ngobrol gak jelas. Okey, kalau
aku sih fine-fine aja tapi gak tau deh dengan anak-anak lain.
Satu jam tepat hujan reda berarti waktunya go to home. Dengan keringat
yang membasahi seragam ku plus membuat aku terlihat lusuh, seperti biasa dengan
sepeda ku, akupun pulang. Melewati jalanan yang sering aku lewati membuat aku
merasa lebih aman, karena sudah terbiasa dan tau suasana jalananya. Terkecuali
jalan yang satu ini, gak tau kenapa dan dari kapan mulainya jalanan yang
dulunya sepi ini tiba-tiba sering sekali ramai anak-anak muda. Dan aku kurang
suka karena anak mudanya gak jelas gitu. Jujur , aku gak takut sama mereka cuman risih, males dijaili, pasti dan gak
mungkin gak, kalau aku lewat semuanya pada teriak-teriak “di..di..”, gak jelas
banget’kan? memangnya aku sirkus diteriakin, trus tau dari mana coba kalau nama
pangilan ku “dy..” arrrgghhh nyebelin.. aku
sama sekali gak kenal sama anak-anak
daerah jalan ini, huuh..siapa sih yang kasih tau!!. Lewat jalan ini tu harus
tahan uji, kalau gak kuat bisa mati konyol. Dan setelah lewat jalanan yang
seharusnya anti aku lewati, cuma karena kalau lewat jalan lain terlalau jauh
jadi ya terpaksa mau gak mau, suka gak suka aku lewat jalan ini. Akhirnya aku sampai juga dirumah dengan selamat. Bukan rumah
ku,melainkan rumah tante ku.
Jam menunjukan pukul setengah empat sore, waktu aku tiba dirumah. Sejenak
melepas lelah semabri menunggu jarum panjang diangka duabelas, jarum pendek diangka empat yang berarti itu
adalah waktu ku mencuci, akupun melaksanakan hobi ku membaca buku diatas tempat
tidur. Tapi sayangnya aku ketiduran, oh
God... Dan baru terbangun pukul lima sore, parahnya ternyata aku belum mencuci
piring, bakal kacau jadwal ku hari ini. Okey, untungnya adik ku juga sudah
bangun jadi bisa berdua menyelesaikanya, yang pertama adalah mencuci piring, go
go go go!!. “Di…di..cie,cie,..di..di..”, gak sadar karena keasyikan mencuci
sambil ngbrol sama adik, ternyata grombolan anak-anak yang dijalan tadi lewat,
dan seperti biasa sama sekali aku gak
nengok, adik ku malahan yang cengar-cengir ngetawain aku, puasin aja
sepuas-puasnya. Kesalahan ku adalah aku lupa kalau setiap jam lima sore itu, adalah
jadwal grombolan anak-anak itu lewat samping rumah ku yang sekaligus tempat
untuk aku mencuci, huhft. Lega deh setelah sadar mereka sudah pergi,huss..huss…,.
dan selesai juga aku mencuci piring sekarang waktunya mencuci baju, smangka!!,
tapi katauan juga deh sama tante kalau
aku baru mencuci. Tante itu baik banget, dan buat aku tante itu ibu ku, karena
aku dari kecil ikut tante jadi sosok ibu itu ada ditante ku, ibu ku sendiri ada
diluar kota. Walaupun tante sudah menganggap ku sebagai anak dan aku juga
sebaliknya, tapi aku sadar aku juga harus bantu-bantu tante, walaupun tante gak
pernah menyuruh ku. Ya sadar dirilah, dirumah
orang ups saudara maksud ku, masak cuma diem aja gak ngerti balas budi, walaupun
tante dan om ku sangat-sangat baik dan gak mengharapkan balas budi apapun dari
aku, tapi se’enggaknya selagi aku bisa membantu dang mengerjakan pati aku
lakukan.
Karena mencuci dimalam hari otomatis jadi gak kelihatan, tapi dijamin
bersih kok cucianya hehe. Tempat aku mencuci itu ditempat umum jadi walaupun
malam hari gak sepi-sepi banget, sesekali duakali adalah orang yang ke kamarmandi
untuk sekedar cuci tangan, atau buang air kecil. Jarak antara rumah dan fasilitas
umum itupun sangat dekat , cuma terhalang satu warung. Sangat disayangkan
karena gelap jadi aku gak tau siapa yang
lewat atau sekedar jajan diwarung sebelah, jadi ngrasa aneh gimana gitu.
Keanehan yang aku rasain itupun tambah menjadi-jadi ketika ada sepeda motor , yang
dari tadi lewat kompleks tempat ku, sampai akhirnya motor itu berhenti didepan warung
dan salah satu dari dua orang yang menaiki motor itupun turun menuju warung
sebelah, karena penasaran aku sedikit melirik ke orang yang berdiri disebalah
ku yang juga berarti berdiri didepan warung jajan itu, dan… arrrgghhh ampun ternyata
dia salah satu dari grombolan orang itu. Kaget yang pertama itu tadi, kaget
yang kedua orang itu beli banyak banget chocolatos, hih.. kurang kerjaan kali
ya? ngapain coba dari tadi muter-muter kalau ternyata cuma mau beli chocolatos,
kenapa gak disupermarket aja, sebenernya bukan urusan ku juga sih, cuma sebel aja
ketemu slah satu grombolan orang-orang itu lagi. Habis dia beli chocolatos yang
banyak itu, dia lewat dibelakang ku dan dia langsung jongkok disebalah ku,
sumpah dia bikin aku kaget yang ketiga kalinya. Dia jongkok dan dia kasih aku
satu chocolatos sambil bilang “di-di”, dan dia berhasil buat aku kaget yang
keempat kalinya oh God..apa ini, dan dalam keadaan kaget itu, reflex aku ambil
chocolatos yang diulurkanya dan bilang “makasih” sambil tersenyum pastinya.
Demi Tuhan jantung ini rasanya mau copot, dan tiba-tiba aku seneng banget, aku
langsung lari kerumah dan cerita sama adik ku, responya ngakak gak jelas
karena menurut adik ku, cowok
yang ternyata sering dielu-elukan teman-temanya kalau pas aku lewat itu dan yang
gak lain bernama “di-di’’ bukan manggil aku, kepedean banget’kan, menurut adik ku
Di-di pengen tau nama ku , eh
malah aku bilang makasih, jadi deh aku diketawain. Argument ku, “ya
kalau dikasih sesutu’kan harus bilang makasih”, hehe. Nasib chocolatos so sweet itupun, aku museum
kan dilemari baju adik ku dan aku beri adik ku ultimatum, dia gak boleh pegang
apalagi makan chocolatos itu, eh tapi setelah kira-kira satu bulan, aku sendiri
yang memakan chocolatos itu, hahahha.
Keesokan harinya, karena hari libur aku jalan-jalan sama Nisa sahabat ku,
dan kita lewat dijalan itu. Deg-degan sih, takut kalau ada Di-di dan
teman-temannya, tapi ternyata gak ada orang disepanjang jalan itu, bahagia deh
aku melangkah,huhu. Tapi jujur sedikit kecewa karena gak bisa ketemu
Di-di..loh!!. Sayangnya cuma kelihatanya aja sepi gak ada grombolan anak-anak
itu, tapi baru beberapa langakah udah ada yang panggil Nisa, heh ternyata
temenya Nisa yang sekaligus temenya Di-di .., ups gak cuma temenya ternyata, menyusulah
orang yang aku sebut-sebut dari tadi. Saat itu aku ngrasa sekeliling ku itu
tiba-tiba ada tembok yang gede yang gak ada satu celah pun untuk aku bisa menerobos
lari, yang ada cuma aku yang berdiri
kayak patung dan Di-di yang berjalan menuju kearah ku, alhasil aku gak bisa pergi
kemana-mana cuma bisa diam menunggu
kedatangan Di-di. Ternyata bener kata adik ku, Di-di pengen tau nama aku siapa,
kenalan..kenalan, yaudahlah ya sekedar
nama dan karena aku menghargai Di-di
sebagai cowok yang gentle, akupun mengulurkan tangan ku dan
langsung disambut tanganya, “melody..” kata ku sambil tersenyum
dan dibalasnya senyuman ku dengan senyumnya yang semanis chocolatos darinya
itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar