Jarak. Hanya lima
huruf, satu kata tapi bermakna
bepuluh-puluh kata. Jarak, ya hanya jarak, yang hanya akan menjadi jarak, tapi tak hanya terdapat satu rasa melainkan terdapat
berjuta rasa didalamnya. Jarak hanyalah sebuah jarak, dan jarak hanya akan tetap
menjadi jarak, selamanya- jika aku dan kamu tak mengubah jarak, atau menjaga
jarak. Jarak memang bisa membuat yang dekat menjadi jauh dan sebaliknya yang
jauh menjadi dekat. Tapi aku memilih yang jauh menjadi dekat, bukankah kamu
juga seperti aku?
Semua akan tetap
sama. Pagi ku dengan suara serak mu, siang ku dengan perhatian mu, dan malam ku
dengan ucapan “selamat bertemu dimimpi sayang ku”. Tak ada yang berbeda, tak
ada. Hanya aku harus kuat untuk terus membayangkan wajah kacau mu dipagi hari,
harus menahan sosok mu yang mengkhawatirkan ku akan pola makan ku dalam benak
ku, dan aku tak pernah ingin bangun ketika aku bisa melihat mu meski hanya
dalam mimpi. Aku yakin aku bisa. Kita telah melewati ini, jurang ini, tidak
mudah. Tapi kita bisa sayang. Dan aku yakin kita juga bisa melewati jarak ini.
Iya aku yakin. Waktu telah menjadi saksi kisah panjang kita, dan sekali lagi
waktu yang akan melihat perjuangan kita.
Aku hanya perlu
waktu. Perlu berteman dengan waktu, meski aku tak ingin. Aku hanya perlu waktu.
Perlu bersahabat dengan waktu agar aku terbiasa. Seharian bersama mu, meski
hanya sekedar duduk berdua, bergelayut manja, atau pergi untuk sekedar
berkeliling kota menikmati malam yang dingin, tapi begitu terasa sangat menghangatkan untuk ku karena bisa memeluk
tubuh mu. aku perlu waktu untuk membiasakan sehari ku
tanpa tangan kuat mu, senyum konyol mu, dan nyamanya bahu mu. aku perlu waktu
untuk tak mengaharpkan mu tiba-tiba datang didepan pintu memebawa coklat atau
ice cream saat kamu mulai membuat ku marah atau kesal. Tapi saat ini, jika kamu
membuat ku marah karena tak ada pesan mu,
aku tak ingin itu, coklat atau ice cream bahkan kado yang tiba-tiba ada dikamar
ku sebagai permintaan maaf mu, aku hanya
ingin kamu. kamu . tapi aku sadar apa yang aku inginkan tak selalu aku
dapatkan. Termasuk jarak. Aku tak menginginkan seperti ini. Tapi aku tak kuasa
Aku mencoba
mengikhlaskan ini semua. Aku tak mungkin egois dengan menahan mu untuk selalu
berada disisi ku, aku juga mau yang terbaik untuk mu, masa depan mu yang
mungkin juga akan menjadi masa depan kita.. aku hanya memohon, jangan buat aku
khawatir, jangan buat ku cemas karena tak ada kabar dari mu, aku hanya bisa
berharap kamu selalu baik, dari benda yang tak bergerak ini, tapi begitu sangat
menggetarkan ku. Aku ingin terlelap dalam mimpi ku bersama mu, bukan terbangun
karena tiba-tiba dada ku terasa sesak karena mengkhawatirkanmu, atau terlelap
karena tangis kerinduan yang tak bisa aku bendung. Ya mungkin ini cara Tuhan
untuk mendewasakan kita. Aku dan kamu.
Jaga hati mu,
jaga diri mu, jaga percaya ku dan jaga cinta ku. Dan aku tak akan pernah lelah
untuk membawa nama mu, agar Tuhan yang selalu ada dimana-mana menjaga dan
menyertai mu. aku akan berusaha kuat untuk itu, untuk menahan rasa rindu ku.
Aku bisa, pasti. Bisa untuk waktu ini memeluk diri ku sendiri. Meski entah sampai
kapan tapi aku selalu percaya, waktu itu akan mempertemukan kita, menyatukan
kita dalam peluk mu dan peluk ku. Aku yakin aku bisa. Aku yakin kamu bisa.
Karena aku perempuan kuat dan kamu adalah laki-laki hebat
#aku yakin kamu
bisa menjalaninya, karena jarak selamanya hanya akan menjadi jarak. Terimakasih untuk proses mu, aku boleh meminjamnya untuk aku mengerti bahwa Tuhan begitu mencintai anak-anakNya dengan caraNya yang berbeda.
Selamat bertambah dewasa dalam segala hal, senantiasa jadi
yang terbaik, aku tak pernah bisa melihat mata sembab mu, aku hanya ingin
melihat senyum termanis mu.
Untuk mu perempuan sekaligus kakak terhebat ku,
MARGARETHA EVA KURNIA DEWI