Kamis, 10 Oktober 2013

Distance

Jarak. Hanya lima huruf, satu kata  tapi bermakna bepuluh-puluh kata. Jarak, ya hanya jarak, yang hanya akan menjadi jarak,  tapi tak hanya terdapat satu rasa melainkan terdapat berjuta rasa didalamnya. Jarak hanyalah sebuah jarak, dan jarak hanya akan tetap menjadi jarak, selamanya- jika aku dan kamu tak mengubah jarak, atau menjaga jarak. Jarak memang bisa membuat yang dekat menjadi jauh dan sebaliknya yang jauh menjadi dekat. Tapi aku memilih yang jauh menjadi dekat, bukankah kamu juga seperti aku?

Semua akan tetap sama. Pagi ku dengan suara serak mu, siang ku dengan perhatian mu, dan malam ku dengan ucapan “selamat bertemu dimimpi sayang ku”. Tak ada yang berbeda, tak ada. Hanya aku harus kuat untuk terus membayangkan wajah kacau mu dipagi hari, harus menahan sosok mu yang mengkhawatirkan ku akan pola makan ku dalam benak ku, dan aku tak pernah ingin bangun ketika aku bisa melihat mu meski hanya dalam mimpi. Aku yakin aku bisa. Kita telah melewati ini, jurang ini, tidak mudah. Tapi kita bisa sayang. Dan aku yakin kita juga bisa melewati jarak ini. Iya aku yakin. Waktu telah menjadi saksi kisah panjang kita, dan sekali lagi waktu yang akan melihat perjuangan kita.

Aku hanya perlu waktu. Perlu berteman dengan waktu, meski aku tak ingin. Aku hanya perlu waktu. Perlu bersahabat dengan waktu agar aku terbiasa. Seharian bersama mu, meski hanya sekedar duduk berdua, bergelayut manja, atau pergi untuk sekedar berkeliling kota menikmati malam yang dingin, tapi begitu terasa  sangat menghangatkan untuk ku karena bisa memeluk  tubuh mu.  aku perlu waktu untuk membiasakan sehari ku tanpa tangan kuat mu, senyum konyol mu, dan nyamanya bahu mu. aku perlu waktu untuk tak mengaharpkan mu tiba-tiba datang didepan pintu memebawa coklat atau ice cream saat kamu mulai membuat ku marah atau kesal. Tapi saat ini, jika kamu membuat ku  marah karena tak ada pesan mu, aku tak ingin itu, coklat atau ice cream bahkan kado yang tiba-tiba ada dikamar ku sebagai permintaan maaf mu,  aku hanya ingin kamu. kamu . tapi aku sadar apa yang aku inginkan tak selalu aku dapatkan. Termasuk jarak. Aku tak menginginkan seperti ini. Tapi aku tak kuasa

Aku mencoba mengikhlaskan ini semua. Aku tak mungkin egois dengan menahan mu untuk selalu berada disisi ku, aku juga mau yang terbaik untuk mu, masa depan mu yang mungkin juga akan menjadi masa depan kita.. aku hanya memohon, jangan buat aku khawatir, jangan buat ku cemas karena tak ada kabar dari mu, aku hanya bisa berharap kamu selalu baik, dari benda yang tak bergerak ini, tapi begitu sangat menggetarkan ku. Aku ingin terlelap dalam mimpi ku bersama mu, bukan terbangun karena tiba-tiba dada ku terasa sesak karena mengkhawatirkanmu, atau terlelap karena tangis kerinduan yang tak bisa aku bendung. Ya mungkin ini cara Tuhan untuk mendewasakan kita. Aku dan kamu. 

Jaga hati mu, jaga diri mu, jaga percaya ku dan jaga cinta ku. Dan aku tak akan pernah lelah untuk membawa nama mu, agar Tuhan yang selalu ada dimana-mana menjaga dan menyertai mu. aku akan berusaha kuat untuk itu, untuk menahan rasa rindu ku. Aku bisa, pasti. Bisa untuk waktu ini  memeluk diri ku sendiri. Meski entah sampai kapan tapi aku selalu percaya, waktu itu akan mempertemukan kita, menyatukan kita dalam peluk mu dan peluk ku. Aku yakin aku bisa. Aku yakin kamu bisa. Karena aku perempuan kuat dan kamu adalah laki-laki hebat

#aku yakin kamu bisa menjalaninya, karena jarak selamanya hanya akan menjadi jarak. Terimakasih untuk proses mu, aku boleh meminjamnya untuk aku mengerti bahwa Tuhan begitu mencintai anak-anakNya dengan caraNya yang berbeda.

Selamat bertambah dewasa dalam segala hal, senantiasa jadi yang terbaik, aku tak pernah bisa melihat mata sembab mu, aku hanya ingin melihat senyum termanis mu.
Untuk mu perempuan sekaligus kakak terhebat ku,
MARGARETHA EVA KURNIA DEWI