18 Januari 2013
Jarak hanya akan
menjadi jarak. Selamanya. Jarak yang
mungkin memisahkan kita sejak 8tahun yang lalu, hingga aku tak dapat lagi
melihat mu, hingga aku tak dapat lagi berbagi dengan mu. bagaimana kabar mu?
pasti sehat, pasti bahagia kan?, yah pasti… tak sebahagia aku disini tanpa mu.
masih ingatkah pelukan terakhir itu?
Kenapa harus jadi yang terakhir, mungkin kamu sudah bosan mendengarkan ocehan
ku. Banyak pasang mata yang melihat perpisahan yang berakhir pilu kala itu,
kenapa kamu membuat aku menangis saat aku terbangun dari tidur ku, pantas saat
itu terasa berat aku memejamkan mata
.
Asing…itu aku, terasing..itu yang ku rasakan, diasingkan..itu
yang aku terima, tapi kamu tak pernah membuat aku asing, tak pernah membuat ku
terasing, dan tak pernah sekalipun mengasingkan aku, meskipun kita baru saja
bertemu, baru saja berkenalan. Secepat inikah? Secepat kau mencium pipi ku kala
itu, apa itu firasat?, pertandakah?...
Langkah kaki itu menghentikan ku “kau mau kemana?, Tanya ku
terpaku melihat kamu tampak bersinar dengan atasan putih dan celana hitam
“aku mau mengantarkan kakak ku” jawab mu dengan tersenyum
“katanya kau tak jadi ikut” protes ku sedih
“hehehe,bolehkah aku mengantarkan mu?” kamupun memberikan ku
ciuman dipipi
“tentu” sahut ku dengan tersenyum
Kamu mengantarkan aku pulang dengan senyuman bahagia, tapi
maaf aku harus mengantarkan mu dengan air mata kepedihan. Malam itu, langit yang menjadi saksi atas
setiap peristiwa yang terjadi, atas kedatangan dan kepergian anak manusia.
Langit yang menjadi saksi siapa yang benar dan siapa yang salah. Tak Cuma aku
yang menagis mendengar kabar itu, tapi langitpun ikut menangis.
“ibu, aku ingin berdoa untuknya” kata ku dengan tangis tersedu-sedu
“iya nak, berdoalah untuk keselamatanya” jawab ibu menenangkan
aku
Adakah yang bisa melawan takdir?, seorang gadis kecilkah
dengan doa dan tangisnya sampai ia tertidur? Tidak!!. Dulu kamu selalu menangis
dipundak ku “Tuhan ngak menyayangi aku”, dan saat itu akupun menangis, bukan
dipundak mu, tapi sendiri.. tertunduk dan berdoa. Tapi sekarang aku, dan aku
juga yakin kamu..tahu bahwa Tuhan sangat menyayangi bahkan mencintai kamu.
Pagi itu, matahari tak secerah biasanya, pertanda apakah?
Sampai sang surya tak menjalakna tugasnya dengan sempurna. Ternyata langit
membertahu kepada matahari bahwa..
“Solo, kemarin malam terjadi kecelakaan yang menimpa seorang
gadis kecil dan ibunya didepan asrama KOPASUS. Gadis itu tewas seketika karena
terpental sejauh 5km, dan ibunya mengalami shock dan dirawat dirumah sakit.
Diduga pengendara mobil, mengemudikan
mobil kijangnya dengan keadaan mabuk. Dan tersiar kabar pemakaman akan diadakan
di Wonogiri.”(Koran harian Solo)
Aku memberanikan diri untuk maju diantara kerumunan
orang-orang yang mengantarkan mu kala
itu, hanya…ingin melihat mu, ingin memeluk mu, ingin mencium, ingin bersama
mu..selamanya, selamanya. bukan secepat keranda menutup wajah pucat itu, bukan!
Tapi selamanya, selamanya aku akan selalu mengingat wajah ayu dengan lesung
pipit mu, selamnya aku akan mengingat cantik hati mu…
Untuk mu, sahabat yang selalu berbagi dan ada untu ku
Untuk mu, kakak yang menjaga dan menghibur ku
Dan…
Dari ku, sahabat yang selalu akan mengingat mu
Dari ku, adik yang mengasihi mu
Datanglah kedalam mimpi ku malam ini, untuk ku dapat
mengucapkan,
Selamat ulang tahun
A N N I S A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar