Rabu, 21 September 2016

Children. Feminisme . Seksualitas

Pertama,  ini Blog enggak dibajak.
Tapi memang saya ingin menuliskan sesuatu yang berbeda.
Yang biasanya saya menulis tentang cinta secara universal, ini saya juga menulis tentang cinta untuk yang  lebih rinci.
Yaitu bagaimana kita mencintai i diri sendiri, sekaligus yang utama mencitai i pribadi kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang begitu sempurna.

Yang kedua,  ini bukan tugas kuliah saya, tapi lebih kepanggilan hati saya.
Kenapa saya terpanggil untuk masuk di dalam nya dan memberanikan diri.
Karena saya merasa, saya harus ambil bagian disini.
Siapa lagi yang memulai kalau bukan diri sendiri, dari mana lagi kalau bukan diri sendiri.

Yang ketiga, kenapa saya harus tulis ini, karena saya punya alasan yang besar yang kadang orang menutup mata sekaligus telinga nya.
Halllloooo ini ada dimasyarakat kita, disekitar kita.
No, gak usah pakai kita dulu lah, tapi dimasyarakat saya dan sekitar saya.
Dan yang terpenting saya tidak ingin menjadi manusia ya sok suci, yang orang lihat baik tapi saya tutup mata untuk hal yang tidak baik di sekeliling saya.
Tapi kembali semua memang pilihan, memilih jalur dan jalan hidup masing masing.

Dan terakhir alasan saya menulis ini, karena saya sudah merasa begitu geram dengan orang orang yang tidak paham tapi mengajarkan pemahaman itu.

Buka mata ini tentang generasi kita
Buka telinga ini tentang hal yang seharusnya kita tidak pura pura tuli
Buka tangan ini tentang bagaimana kita tidak membiarkan orang lain hancur
Buka kaki ini tentang langkah yang seharusnya sudah kita mulai
Dan buka hati juga pikiran ini tentang edukasi!!!!!!


Ok ini akan jadi tulisan terpanjang saya, yang sebenarnya saya tidak tahu juga harus mulai dari mana. Mungkin dari sini..

Saat ini saya tinggal di Jogja, dan saya kesini bukan lari dari sesuatu hal apapun.
Melainkan saya ingin memulai sesuatu hal, dan apa yang akan saya bagikan ini adalah salah satunya.

Salah satu tujuan saya kemari adalah, untuk membagikan pelayanan saya terhadap sesama.
Dan saya memilih untuk fokus dalam tiga hal itu.
Sebelum saya menginjakan kaki saya di tanah ini saya sudah mulai search tentang anak, perlindungan perempuan, pelecehan seksual.
Mungkin bukan hal biasa diwaktu umur saya yang saat itu "orang bilang" belum selayaknya.
Saya punya alasan besar yang tidak bisa saya bagikan kenapa saya memilih fokus dalem ketiganya.

Singkat cerita dalam perjalanan saya, saya bergabung dengan salah satu wadah sosial yang menangani anak anak difabel.
Mereka yang berkebutuhan khusus.
Saya mendapat pelajaran bukan dibangku sekolah karena cerita saya harus berbeda dengan anak anak seusia saya.
Tapi pengalaman perjalanan membuat saya banyak sekali belajar. Banyak sekali!!

Ketiga hal ini menurut saya hal yang sangat sangat berkaitan.
Kenapa anak?  Karena dimulai dari anak anak lah kita tahu dan mulai belajar.
Makan, berjalan, berkata kata, membaca, menulis.
Saat kita memberikan pendidikan yang tidak hanya benar tapi juga tepat, saya yakin kelak akan seperti apa anak anak itu mengerti, dan berlaku sebaliknya.
Saya pernah mengajar di alah satu PAUD, saya pun menjadi pelayan anak dalam kegiatan gereja saya.
Dari situ, dari mereka, dan karna melihat mereka saya sadar apa yang seharusnya kita, baik orang tua maupun guru mulai perkenalkan
Usia 5-7 adalah usia emas untuk mereka paham dan mengerti tentang tubuh mereka, apa yang harus mereka jaga, apa yang tidak boleh disentuh orang lain, dan lain sebagainya.
Dan ketika ada kasus pelecehan terhadap anak di salah satu sekolah internasional, kenapa kita tidak melihat dari sudut pandang lain.
Bukan melihat dari opini masyarakat saja.
Banyak sekali yang menyalahkan moral pelaku, bahkan mengecam bahwa bangsa ini kehilangan moralnya.
Iya saya pun harus mengakui bahwa memang semakin kesini semakin kehilangan moral.
Tapi bagaimana tanggungjawab orang tua untuk memberikan edukasi dini?
Itu yang luput dari perhatian.
Hallo, kalau mau menyalahkan pengawasan guru, atau sekolah, itu juga bukan benar benar salah.
Anak disekolah berapa jam sih?
Satu kelas berapa anak dan berapa guru?
Saya hanya tersenyum geli, karena saya mengalami bagaimana saya menjadi seorang guru yang gak usah terlalu banyak hanya 3-5 orang anak dengan karakter anak masing masing itu bukan hal mudah.
Lantas apakah sekolah tidak memberikannya edukasi? Dari pengalaman saya, saya bersama guru guru yang laen memberikan edukasi yang tepat
Meski saking gemasnya saya dengan murid saya yang saat itu berumur 2th saya tidak berani untuk mencium nya selayaknya kakak yang gemas dengan adiknya.
Saya hanya bisa mengantar murid saya sampai didepan kamar mandi dan menyiapkan peralatan, baik itu sabun atau tisu untuk sekedar mereka buang air kecil, Dan dari luar saya memberikan instruksi.
Ok, mungkin tidak semua paham atau bahkan sekedar melakukan itu, tapi ayo lah.
Kita tidak bisa tutup mata atau bahkan pura pura tuli mendengar nya, sekali lagi dijaman sekarang itu semua sudah bukan hal yang seharusnya dianggap TABU.

Bukankah lebih baik kita yang memberitahu terlebih dahulu sebelum mereka akhirnya yang memberitahu apa yang orang lain lakukan.
Dan saya sangat shock ketika saya harus tahu bahwa anak berumur 12th atau kelas 6 Sekolah Dasar sudah menjadi pelanggan pekerja seks komersial!!!! Hanya dengan membayar 1000 rupiah!!!
(saya tidak bisa tersenyum, tapi sudah mengumpat dalam hati =
Siapa yang salah?
Lagi lagi saya hanya bisa tersenyum dengan miris.
Kenapa bisa seperti itu?
Kita yang tahu jawaban nya.
Anak kelas 4SD hamil, diperkosa dgn lain sebagaimanya
Masih mau tutup mata, tutup telinga, atau tutup aurat???
Bahkan saya dengan lantang menyampaikan hal ini sewaktu saya menjadi pembicara seminar di guru guru sekolah minggu (kegiatan rohani)
Yang saya hadapi bukan guru guru seusai saya, sepantara saya, tapi jauh diatas saya.
Kenapa saya berani bicara untuk sesuatu hal yang masih dianggap TABU, malu untuk diperbincangkan??
Karena saya ingin murid murid rohani saya tahu segala sesuatu bukan dari luar tapi dari dalam.
Dari persekutuan, dari pengajian, dari masjid, dari gereja, dari vihara,alquran, dari alkitab, ustadz, pendeta.
Bukan dari yang mereka LIHAT!!!!!!
Mereka cukup meneladani sebagaimana kita menjadi teladan, berpakaian, berbicara, bertingkah laku.
Dan ini bukan di dunia berita tapi sekitar kita!!!!

Perempuan, ya saya perempuan.
Dan sangat lantang berbicara tentang perempuan.
Ibu saya perempuan, saya melihat kekerasan yang terjadi pada ibu saya ketika saya masih kecil Bahkan sangat kecil.
Itu yang mendasari saya.
Perempuan bukanlah tentang kita yang lemah tapi kita yang perlu dilindungi.
Bukan yang tidak bisa berbuat apa apa, tapi dengan apapun bisa diperbuat .
Tentang yang bisa melakukan sesuatu sendiri tapi perlu ditemani.
Bukan dilecehkan, disakiti, dikhianati, diselingkuhi.
Dan perempuan bukan kaum tertindas hanya perempuan terlalu memakai hati untuk berlogika.

Banyak teman teman seusia saya yang saya temui dengan latar belakang keluarga yang sama yang memilih untuk jalan yang berbeda dengan saya.
Alasan sakit hati, alasan kecewa, menjadi kan alasan paling kuat untuk mereka menjual diri mereka.
Atau terkadang saya tergelitik untuk berfikir mungkin lebih baik mereka yang menjual diri tapi dibayar, bagaimana dengan mereka yang menjual diri karena mereka terlalu butuh itu.
Terlalu menjadi candu dalam diri mereka.
Dan sekali lagi saya tidak pernah ingin menjadi manusia yang sok suci atau munafik, apalagi saya juga sama perempuan.
Apakah saya bisa berkata itu tentang dosa??
Saya yakin bukan itu caranya, karena saya pun juga manusia berdosa.
Lalu dengan apa? Menjaga, mencegah untuk tidak membawa penyakit dalam diri mereka.
Itu yang mereka butuhkan.

Dari teman yang saya tidak sengaja bertemu sewaktu dijogja, yang sekaligus dia sedang melakukan tugas kuliahnya di salah satu komunitas perlindungan perempuan.
Banyak hal yang saya dapatkan, dan banyak hal yang saya bagi tentang apa yang menjadi pemikiran saya.
Dia bercerita bagaimana dia diperhadapan dengan orang orang yang berkecimpung dalam dunia itu, dan sekali lagi salah jika kita berbicara tentang dosa pada mereka.

Terkadang saya juga ingin berteriak, jika alasan nya adalah ekonomi,
Haloooooo (saya terlalu berat untuk berkata kata)
Tapi semua masih bisa dikerjakan, tidak ada pekerjaan yang sulit asal bisa dilihat!!
Tapi sekali lagi perempuan bukan makhluk yang mengundang hawa nafsu tapi yang harus diarahkan.


Dan terakhir yang menjadi fokus saya dalam yang sebenernya daritadi saya bahas.
Dan dibagian ini adalah penekanan nya, banyak pasti yang tiba tiba pasti menyiyir, mencibir tulisan ini.
Tidak menjadi masalah bagian saya, karena tujuan saya adalah melayani, membantu untuk orang orang yang belum terbuka pemikirannya untuk benar benar terbuka dijaman sekarang.
Untuk lebih perhatian, untuk lebih menghargai, untuk lebih belajar.
Karena bukan hanya manusia yang sempurna saja, tapi juga mereka yang diberikan Tuhan kelebihan menjadi anak nak luar biasa adalah salah satu target dari dampak nya manusia yang tidak bila mengendalikan diri.
Banyak orang kurang waras yang dijalani diperkosa, dihamili?
Dan saya harus berkat hanya orang gila yang bisa melakukan nya.
(Maaf untuk orang orang gila yang membaca ini)
Sekali lagi untuk orang tua yang dititipi anak anak yang luar biasa khusus, jangan anggap mereka berbeda karena mereka sama saja dengan anak anak yang lain.
Berikan edukasi, pengertian, pemahaman, untuk menjaga dirinya, bukan malah disingkirkan, bahkan dibiarkan.
Itu anugerah, yang dari Tuhan bukan aib, bukan momok, bukan menjijikan.
Tapi Tuhan pakai mereka untuk kita belajar mengasihi tanpa memandang apapun.

Dan ketiga hal Ini pun anugerah, yang harus kita jaga, pelihara, hargai, pahami.

Dimulai dari kita dan untuk generasi kita.
Untuk melayani bukan dilayani.
Buka mata, telinga, dan hati.

Yogyakarta, 21 September  2016