Jumat, 18 Januari 2013

soulmate



Malam yang penuh bintang, yang biasanya aku lewatkan dengan  duduk didepan rumah memandangi indahnya langit yang bercahaya, harus aku lewatkan untuk latihan music bersama teman-teman, tapi gak kalah  menyenangkanya juga, hehe. Sebenarnya gak cuma latihan sih, tapi juga buat ajang ngumpul bareng temen-temen yang udah mulai sibuk sendiri-sendiri, dan percaya deh itu gak pernah ada ruginya, bisa curhat, ngosip..upss, njahili temen atau berlomba-lomba men”stand up” ,  untuk apalagi kalau bukan untuk ditertawakan sekaligus menertawakan diri sendiri,haha..  buat aku itu bukan suatu masalah asal semua bisa senang dan tertawa lepas. Walaupun  masih sakit karena patah hati, buat aku, bukan berarti kaki juga ikut patah, “hati patah, kaki melangkah”, owuh cie..cie., jadi tetep hidup harus tetep berjalan.
Dan setelah berhaha-hihi aku memutuskan untuk mampir diwarnet sebentar, karena ada tugas sekolah yang harus dikerjakan. “Sekali dayung dua pulau terlampaui”?  atau “sambil menyelam minun air”?, hehe yang pas pepatahnya yang mana ya? karena aku gak cuma cari tugas tapi juga cek-cek status facebook. Sebagai seorang remaja yang dituntut harus mengikuti perkembangan zaman cieh.., jadi mau gak mau ya harus diikuti, bukan hanya karena trand atau gak mau dibilang “katrok”, tapi karena banyak manfaat yang aku dapet dari perkembangan zaman yang sedang terjadi, salah satunya adalah berkembangnya jejaring social. Dan yang lagi marak sekarang adalah fb atau facebook.  Karena sudah lama gak buka fb rasanay kangen…, kangen dengan teman-teman lama, teman-teman yang jauh diantah-berantah, yah sekedar pengen tau aja gimana kabar teman-teman, dan pengen tau banget pada lagi ngegalauin apa’an, hehehe. Banyak juga pemberitahuan difb ku, dari mulai pertemana, tag foto, tag status, sampai pemberitahuan diinbox. Mulai deh buka satu-satu, ternyata ada beberapa inbox dari temen-temen  ku, yang nanyain kabar ku gimana, sekolah ku dimana, atau sekedar say hallo, tapi ada juga inbox dari temen ku yang tadi habis latihan sama aku, dia bilang kenapa facebooknya gak aku konfim-konfrim, hehe knapa juga tadi ketemu pas  latihan gak bilang, dasar rempong. Lagi asyk-asyknya berfb’an ada sms masuk dan ternyata dari temen ku yang barusan aku critain itu lo, yang fb’nya gak aku konfrim-konfrim, haha merasa bersalah.  Dan  lagi-lagi aku suruh konfrim fbnya dia, oh ya namanya Dion. Ya udahlah ya, karena udah dua bulan juga ngantri dipertemanan ku, dan karena aku juga gak enak hati jadilah aku setujui pertemanan, dari fb yang bernic-name Dionisius Anggara Wiraja, puas??. Itu awal pertemanan ku dengan Dion, sebenenarnya aku dan dion sudah saling tau, sejak kecil malah. Yah walaupun sejak kecil aku tau, tapi aku dan Dion gak pernah ngobrol, gak pernah main bareng. Dan setelah aku kenal Dion,  ternyata Dion itu asyk dan gila, tapi tetep gak bisa ngalahin kegilaan ku. Kalau cuma tau aja pasti pada  ngira Dion itu cool tapi kalau udah kenal, bakalan tau juga sih kalau Dion itu emang cool…..LLii..(baca kuli) tepatnya, hehe. Aku dan Dion jadi lebih dekat, jadi sering main, ngobrol bareng.
 Aku hanya menganggap kedekatan ku selama ini dengan Dion hanya sekedar teman, just best friends, nothing special. Tapi aku salah, dua bulan aku sering cerita tentang keadaan hati ku yang sedang sakit, ternyata dua bulan itu juga aku menyakiti hatinya. Jujur memang aku gak peka, tapi saat Dion mulai men”status’’kan kekecewaannya, aku baru sadar, dan bukanya trus ke”PD”an tapi aku trus langsung minta penjelasanya, dan yah..aku dapat pengakuan itu darinya, sekaligus permintaanya untuk melanjutkan hubungan kita yang dari teman biasa menjadi teman dekat. Kaget …itu yang aku rasain, gak nyangka Dion bakal ngomong ini semua, dan salah atau bener, ada sedikit perasaan kecewa ku pada Dion.  Aku  gak bisa untuk jadi teman dekatnya, karena aku gak mau memberikan harapan palsu,” lebih baik aku menolak orang yang menyayangi ku, daripada aku menerima orang yang menyayangi ku dengan keadaan hati ku yang masih sakit dan belum siap, aku lebih memilih menyembuhkan hati ku baru menerimanya, karena aku gak ingin menyakiti orang itu, dan  menyembuhkan hati bukan hanya memerlukan  waktu yang singkat tapi sebaliknya, dan saat hati ku sudah sembuh dan siap, tapi orang itu sudah menemukan hati lain, itu adalah konsekuensi dari apa yang aku pilih”, itu alasan  kenapa aku gak bisa jadi teman dekat Dion, dan Dion menunjukan bahwa Dion menerimanya. Tanpa sepengetahuan Dion, sebenernya bukan cuma itu alasan ku, tapi ada satu alasan yang gak bisa aku katakana kepada Dion,  yaitu aku gak mau menyakiti lebih dari dua hati. Cukup  satu hati ku yang sakit karena mengecewakan Dion, dan satu hati Dion, karena aku gak bisa menjadi teman dekatnya. Bukannya satu hati lagi, hati Anda, adik ku yang ternyata  memiliki rasa terhadap Dion.
Suprot da usaha ku gak pernah padam untuk Anda bisa dekat dengan Dion. Tapi  yang terjadi aku dan Dion malah semakin dekat, sekaligus sakit hati ku yang mulai sembuh, oh..God.  Apapun   yang aku lakuin seakan-akan gak pernah benar, selalu aku merasa salah untuk Dion, dan selalau aku merasa salah untuk Anda.  Dan  hidup adalah pilihan, aku lebih memilih munafik daripada egois, munafik.. karena aku gak bisa bilang sama Dion bahwa, ternyata setelah enam bulan ini aku mulai merasa apa yang Dion rasakan,huhftt.. sekaligus aku gak memilih egois, karena aku gak mau menyakiti Anda, yang lebih aku sayangi daripada Dion.
Akhirnya Anda mencium sesuatu yang gak beres antara aku dan Dion, dan Anda ingin berbicara dengan aku dan Dion, sumpah deg-degan banget. Aku berusaha untuk menenangka  Anda, Dion’pun aku minta untuk membantu ku  menenangkan Anda yang dari tadi gak berhenti menangis, ya Tuhan gak enak banget rasanya. Parah…, aku kira Dion bakal bisa aku ajak sekongkol untuk gak membicarakan apa yang terjadi antara kita, walaupun memang gak terjadi apa-apa, tapi aku gak mau kalau sampai Dion ngomong bahwa Dion sempat meminta ku untuk menjadi teman dekat Dion, aku g mau nyakitin Anda.  Sebaliknya  Dion menceritakan semua apa yang dirasakan terhadap ku, tambahlah anda menangis.  Namun akhirnya aku dan Dion bisa menenagkanya, sekaligus Dion ngomong sama anda bahwa Dion ingin focus dengan pekerjaanya.
Semuanya berjalan dengan perasaan ku yang gak bisa tenang, aku butuh setatus yang jelas dengan Dion, aku gak mau terus-terusan diberi harapan palsu, aku gak bisa terus-terusan membohongi Anda yang walaupun sekarang sudah bahagia dengan pacarnya. Setelah aku berdoa untuk menenagkan dan mempersiapkan hati ku, akupun memberanikan diri bertanya pada Dion tentang status kedekatan kita yang sudah satu tahun lebih ini. “menurut mu, aku ini apa buat kamu?”, “kamu itu soulmate ku Melody, lebih dari teman, lebih dari pacar, lebih dari saudara, dan selamanya akan menjadi soulmate ku”. Soulmate… itu jawaban dari semua yang aku rasain selama ini, selama ini aku terlelap karna menangis dan selama ini aku terbangun karena memikirkanya. Kecewa?? Tidak, karena aku soulmatenya, yang kapanpun Dion datang aku selalau ada, baik saat Dion senang maupun  sedih, yang mendengarkan saat Dion menangis dan juga tertawa, yang selalau ada saat Dion membutuhkan ku atau tidak membutuhkanku, dan yang selalu berdoa untuk yang terbaik untuk  Dion. Lega….

satu cinta dua dunia


Kalau kedua-duanya suka pasti kedua-duanya akan berusaha untuk dekat, tapi jika hanya salah satu berarti bukan suka. Jlep..jlep..jlep.. keren gak kata-kata itu?, tapi agak sedikit gak setuju sih, trus kalau cewek masak juga harus usaha?, hehehe. Gak juga kok, ada benernya juga yang namanya cinta ya memang butuh usaha, cuman harus ada batasanya gak semua harus dilakukan (untuk cewek). Gimanapun juga harga diri itu nomer satu, walaupun udah banyak yang bilang emansipasi  tapi kalau cewek ngejar cowok ya gak bangetlah, bu Kartini yang memproklamasikan emansipasi pun aku yakin juga gak setuju.
Aku, Melody Cinta Keynina adalah cewek yang seperti diatas itu, hehe. Menurut ku cewek itu harus punya harga diri, bukanya berapa harganya seorang diri cewek!!, tapi sesuatu yang menjadi pegangan dalam hidup, prinsip. Kalau cewek punya harga diri, pasti gak akan mudah untuk dipermainkan cowok, kalau cowoknya itu emang bener. “Kalau cewek baik pasti dapat cowok baik, kalau cewek bener pati dapat cowok bener”, itu wejangan bunda yang selalu aku pegang. Dan semuanya itu terbukti dengan adanya teman cowokku, udah dua tahun ini aku deket sama Dion, sebagai temen. Hari ini, dijadwal yang seharusnya aku bermanja-manja dirumah harus diganggu sama permintaaan Dion untuk mengajak ku pergi. Setelah Dion berhasil meminta ijin sama bunda akhirnay akupun mengikuti permintaan Dion yang katanya aku gak bakal nyesel kalau ikut Dion.
Sudah dua jam perjalanan ku bersama Dion, dan sudah dua kali juga ban motornya Dion bocor, hadeh mana motornya motor cowok berat banget, tapi aku gak ikut dorong sih,hehe soalnya gak boleh juga sama Dion jadi aku cuma baw tas dan helmnya aja sambil gak henti-hentinya menyemangatinya, haha. Wouw sumpah bagus buanget pemandanganya, bener kata Dion aku gak nyesel, Dion tau aja kesukaan ku. Aku seneng banget ditempat yang banyak hijau-hijaunya, adem, sejuk, ya yang kayak ginilah. Akhirnya sampailah ditempat wisata yang menyuguhkan pemandangan amazing, aku dan Dion beristirahat disalah satu penjual jagung bakar, double nikmatnya,  nikmat melihat  pemandangan dan nikmat menyantap lezatnya jagung bakar. Jalan-jalan menyusuri tempat itupun kita lakukan, sampai akhirnya aku dan Dion duduk disalah satu gasebo, saat itu Dion mengatakan bahwa Dion suka sama aku, hah..upss dan Dion meminta aku untuk jadi pacarnya, saat itu juga!, nah lo..nah lo. Pengen rasanya lari tapi gak tau jalan pulang, jauh pula, tapi kalau gak lari aku harus jawab saat itu juga, Dion..Dion. Jujur sebernernya aku nyaman sama Dion, dua tahun kedekatan kita itu buat aku dapat ngrasain perhatian, kasih sayang, ketenangan tapi semua rasa itu terkalahkan karena aku dan Dion berbeda keyakinan. Aku udah berprinsip bahwa gak mau punya temen deket alias pacar yang beda agama, pengen nantinya aku sama temen deket ku bisa kegereja bareng, pelayanan bareng, mungkin udah banyak pasangan yang menikah dengan perbedaan agama tapi akau gak mau kayak gitu, harus nikah dialtar, hehe..hushus.  Secara gak langsung itu yang aku katakan pada Dion, tapi Dion menyakinkan aku untuk  menjalani dulu, bukan karena terpaksa tapi karena aku nyaman dengan Dion, Dion baik banget dan Dion berhasil meyakinkan ku.
Tiga bulan aku menjalin hubungan bersama Dion, dan aku sangat bahagia cuman terkadang aku sebel kalau Dion mulai over protektif. Dion gak pernah cemburu aku mau sama siapa aja karena  memang aku gak pernah sama siapa-siapa, lah. Kadang Dion juga emosian, sebenarnya lebih kepada sikap dia yang tegas sih, dan aku butuh cowok yang tegas jadi pas. Baiknya, Dion gak pernah mempermasalahkan perbedaan kita, aku yang sering menghabiskana waktu ku digereja, dan  terkadang dua minggu sekali aku baru bisa ketemu sama Dion. Dion gak pernah nuntut aku untuk selalu ada untuknya, tapi Dion selalu ada untuk aku, disaat apapun dan kapanpun aku membutuhkanya, itu yang membuat aku tambah merasa nyaman dengan hubungan ku bersama Dion, meskipun terkadang aku merasa gak enak. Aku tau pasti didalam hatinya Dion mulai gak  nyaman, dan aku nunggu sampai Dion ngomong apa yang sebenarnya Dion rasain.
Bulan desember adalah bulan tersibuk ku digereja, otomatis komunikasi ku dengan Dion mulai gak lancar. Memasuki bulan ini membuat ku sedikit lupa kalau ada Dion, kesalahan. Tapi Dion juga berperan penting dalam membuat ku sedikit melupakan sosoknya, buakan karena aku cari-cari alasan atau membela diri tapi memang itu yang terjadi. Dion sibuk dengan klub basketnya  dan aktifitasnya sebgai pemuda masjid. Aku sering nemenin Dion latihan basket, Dion selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi clubnya dan aku selalu suprot itu, aku gak pernah merasa keganggu dengan ketenaranya sebagai pemain sekaligus sebagai kapten basket, walaupun banyak cewek-cewek yang pasti aku tau selalu ngejar-bgejar Dion, tapi gak tau kenapa aku selalu percaya sama Dion. Terkadang aku juga bantuin keluarga Dion untuk mempersiapkan pengajian dirumahnya. Aku sering mengingatkan Dion untuk menunaikan kewajiban sholatnya. Aku gak pernah maksa Dion untuk ikut kegereja, begitu juga sebaliknya, dan orang tua kita?, sama sekali gak ada yang memaksa. Tapi itu dulu, sekarang aku sibuk digereja dan Dion sibuk dimasjid. Sampai suatu hari akhirnya Dion meminta ku untuk bertemu denganya tapi aku menolak karena ada latihan digereja, Dion marah dan baru kali ini aku melihat Dion semarah ini, aku bilang ke Dion untuk besuk aku mau menemuinya dan Dion setuju.
Deg..deg’an, itu yang aku rasain, kelihatan banget wajah gak bersahabtnya Dion dan aku cuma bisa berfikir positif. Aku dibawa Dion kesuatu tempat yang asing buat aku, selama dari rumah ku sampai di tempat ini, sama sekali Dion gak mengeluarkan sepatah kata apapun, sumpah aneh dan aku takut banget. Akupun mengawali percakapan , dan selalu dijawab Dion dengan  sinis, aku jadi tambah bingung sebenarnya aku salah apa?, kenapa dion tiba-tiba berubah?. “kamu sekarang berubah dy, kamu gak pernah ada waktu buat aku, selalu aja kegereja, yang latianlah, persekutuanlah, diklat, baksos dan apalah itu” kata-kata Dion setelah beberapa menit gak ada suara dari ku maupun Dion, “berubah? bukanya kamu? bentar  sekarang kenapa kamu mempersoalkan masalah aku digereja? kamu tau kan di, kita ini beda, dari awal aku udah bilang di kenapa aku gak bisa terima kamu waktu dulu, trus kenapa kamu biarin aku untuk melangkah sejauh ini?”, “aku yang salah dy, ternyata aku gak bisa menjalin hubungan dengan perbedaan ini dy”, aku gak percaya dengan kata-kata yang barusan aku dengar “ternyata? okey aku ngerti di, aku ngerti apa yang kamu inginkan, bukan salah kamu di, dua dunia itu gak bisa disatukan dalam cinta, sebenarnya kita udah tau dari awal di, dan kita terlalau memaksa cinta, tapi makasih di buat selama ini ”, Dion kaget dengan respon ku tapi akhirnya Dion berkata  “maafin aku dy, aku sayang kamu”, kata terakhir dari Dion yang menjadi pertanda perubahan status kita. Bukankah ini yang aku tunggu?, supaya Dion ngomong apa yang sebenarnya Dion rasain?, ya.. tapi jujur aku gak nyangkal bakal seperti ini, disaat aku udah bisa nerima semua perbedaan ini, disaat ini juga aku harus memilih untuk gak  egois. Dion adalah cowok yang baik, aku yakin Dion juag gak bermaksud untuk mempermainkan ku memang seperti inilah cerita yang harus aku jalani bersama Dion. Aku tau Dion sayang sama aku, dan Dion juga tau bahwa akupun sayang padanya tapi jika cinta tidak memilih kita, aku coba merelakanya. Memang salib dan tasbih tidak dapat bersatu.

life and love chocolatos




Terlihat jelas dijendela itu air yang jatuh dari langit. Hujan, dan karena hujan aku harus menuggu disekolah. Sebenarnya dengan situasi yang seperti ini para guru jadi berlomba-lomba memanfaatkan waktu, yah untuk apa lagi kalau memberi  pelajaran tambahan, alasanya harus mengunakan waktu dengan sebaik mungkin karena sudah kelas tiga, sama-sama menunggu lebih baik digunakan untuk belajar daripada ngobrol gak jelas. Okey, kalau aku sih fine-fine aja tapi gak tau deh dengan anak-anak lain.
Satu jam tepat hujan reda berarti waktunya go to home. Dengan keringat yang membasahi seragam ku plus membuat aku terlihat lusuh, seperti biasa dengan sepeda ku, akupun pulang. Melewati jalanan yang sering aku lewati membuat aku merasa lebih aman, karena sudah terbiasa dan tau suasana jalananya. Terkecuali jalan yang satu ini, gak tau kenapa dan dari kapan mulainya jalanan yang dulunya sepi ini tiba-tiba sering sekali ramai anak-anak muda. Dan aku kurang suka karena anak mudanya gak jelas gitu. Jujur , aku gak takut sama mereka  cuman risih, males dijaili, pasti dan gak mungkin gak, kalau aku lewat semuanya pada teriak-teriak “di..di..”, gak jelas banget’kan? memangnya aku sirkus diteriakin, trus tau dari mana coba kalau nama pangilan ku “dy..”  arrrgghhh nyebelin.. aku sama sekali gak kenal  sama anak-anak daerah jalan ini, huuh..siapa sih yang kasih tau!!. Lewat jalan ini tu harus tahan uji, kalau gak kuat bisa mati konyol. Dan setelah lewat jalanan yang seharusnya anti aku lewati, cuma karena kalau lewat jalan lain terlalau jauh jadi ya terpaksa mau gak mau, suka gak suka aku lewat jalan ini. Akhirnya aku  sampai juga dirumah dengan selamat. Bukan rumah ku,melainkan rumah tante ku.
Jam menunjukan pukul setengah empat sore, waktu aku tiba dirumah. Sejenak melepas lelah semabri menunggu jarum panjang diangka duabelas,  jarum pendek diangka empat yang berarti itu adalah waktu ku mencuci, akupun melaksanakan hobi ku membaca buku diatas tempat tidur. Tapi sayangnya  aku ketiduran, oh God... Dan baru terbangun pukul lima sore, parahnya ternyata aku belum mencuci piring, bakal kacau jadwal ku hari ini. Okey, untungnya adik ku juga sudah bangun jadi bisa berdua menyelesaikanya, yang pertama adalah mencuci piring, go go go go!!. “Di…di..cie,cie,..di..di..”, gak sadar karena keasyikan mencuci sambil ngbrol sama adik, ternyata grombolan anak-anak yang dijalan tadi lewat, dan seperti biasa sama sekali  aku gak nengok, adik ku malahan yang cengar-cengir ngetawain aku, puasin aja sepuas-puasnya. Kesalahan ku adalah aku lupa kalau setiap jam lima sore itu, adalah jadwal grombolan anak-anak itu lewat samping rumah ku yang sekaligus tempat untuk aku mencuci, huhft. Lega deh  setelah sadar mereka sudah pergi,huss..huss…,. dan selesai juga aku mencuci piring sekarang waktunya mencuci baju, smangka!!, tapi  katauan juga deh sama tante kalau aku baru mencuci. Tante itu baik banget, dan buat aku tante itu ibu ku, karena aku dari kecil ikut tante jadi sosok ibu itu ada ditante ku, ibu ku sendiri ada diluar kota. Walaupun tante sudah menganggap ku sebagai anak dan aku juga sebaliknya, tapi aku sadar aku juga harus bantu-bantu tante, walaupun tante gak pernah menyuruh ku. Ya  sadar dirilah, dirumah orang ups saudara maksud ku, masak cuma diem aja gak ngerti balas budi, walaupun tante dan om ku sangat-sangat baik dan gak mengharapkan balas budi apapun dari aku, tapi se’enggaknya selagi aku bisa membantu dang mengerjakan pati aku lakukan.
Karena mencuci dimalam hari otomatis jadi gak kelihatan, tapi dijamin bersih kok cucianya hehe. Tempat aku mencuci itu ditempat umum jadi walaupun malam hari gak sepi-sepi banget, sesekali duakali adalah orang yang ke kamarmandi untuk sekedar cuci tangan, atau buang air kecil. Jarak antara rumah dan fasilitas umum itupun sangat dekat , cuma terhalang satu warung. Sangat disayangkan karena  gelap jadi aku gak tau siapa yang lewat atau sekedar jajan diwarung sebelah, jadi ngrasa aneh gimana gitu. Keanehan yang aku rasain itupun tambah menjadi-jadi ketika ada sepeda motor , yang dari tadi lewat kompleks tempat ku, sampai akhirnya motor itu berhenti didepan warung dan salah satu dari dua orang yang menaiki motor itupun turun menuju warung sebelah, karena penasaran aku sedikit melirik ke orang yang berdiri disebalah ku yang juga berarti berdiri didepan warung jajan itu, dan… arrrgghhh ampun ternyata dia salah satu dari grombolan orang itu. Kaget yang pertama itu tadi, kaget yang kedua orang itu beli banyak banget chocolatos, hih.. kurang kerjaan kali ya? ngapain coba dari tadi muter-muter kalau ternyata cuma mau beli chocolatos, kenapa gak disupermarket aja, sebenernya  bukan urusan ku juga sih, cuma sebel aja ketemu slah satu grombolan orang-orang itu lagi. Habis dia beli chocolatos yang banyak itu, dia lewat dibelakang ku dan dia langsung jongkok disebalah ku, sumpah dia bikin aku kaget yang ketiga kalinya. Dia jongkok dan dia kasih aku satu chocolatos sambil bilang “di-di”, dan dia berhasil buat aku kaget yang keempat kalinya oh God..apa ini, dan dalam keadaan kaget itu, reflex aku ambil chocolatos yang diulurkanya dan bilang “makasih” sambil tersenyum pastinya. Demi Tuhan jantung ini rasanya mau copot, dan tiba-tiba aku seneng banget, aku langsung lari kerumah dan cerita sama adik ku, responya ngakak  gak jelas  karena menurut adik ku,  cowok yang ternyata sering dielu-elukan teman-temanya kalau pas aku lewat itu dan yang gak lain bernama “di-di’’ bukan manggil aku, kepedean banget’kan, menurut  adik ku  Di-di pengen tau nama ku , eh  malah aku bilang makasih, jadi deh aku diketawain. Argument ku, “ya kalau dikasih sesutu’kan harus bilang makasih”, hehe.  Nasib chocolatos so sweet itupun, aku museum kan dilemari baju adik ku dan aku beri adik ku ultimatum, dia gak boleh pegang apalagi makan chocolatos itu, eh tapi setelah kira-kira satu bulan, aku sendiri yang memakan chocolatos itu, hahahha.
Keesokan harinya, karena hari libur aku jalan-jalan sama Nisa sahabat ku, dan kita lewat dijalan itu. Deg-degan sih, takut kalau ada Di-di dan teman-temannya, tapi ternyata gak ada orang disepanjang jalan itu, bahagia deh aku melangkah,huhu. Tapi jujur sedikit kecewa karena gak bisa ketemu Di-di..loh!!. Sayangnya cuma kelihatanya aja sepi gak ada grombolan anak-anak itu, tapi baru beberapa langakah udah ada yang panggil Nisa, heh ternyata temenya Nisa yang sekaligus temenya Di-di .., ups gak cuma temenya ternyata, menyusulah orang yang aku sebut-sebut dari tadi. Saat itu aku ngrasa sekeliling ku itu tiba-tiba ada tembok yang gede yang gak ada satu celah pun untuk aku bisa menerobos lari, yang ada cuma aku yang  berdiri kayak patung  dan Di-di  yang  berjalan  menuju  kearah ku, alhasil aku gak bisa pergi kemana-mana cuma bisa  diam menunggu kedatangan Di-di. Ternyata bener kata adik ku, Di-di pengen tau nama aku siapa, kenalan..kenalan,  yaudahlah ya sekedar nama dan  karena aku menghargai Di-di sebagai  cowok yang  gentle, akupun mengulurkan tangan ku dan langsung  disambut  tanganya, “melody..” kata ku sambil tersenyum dan dibalasnya senyuman ku dengan senyumnya yang semanis chocolatos darinya itu.  

trave(love)ing



Hari ini sekolah ku libur, dan Tata tamen ku mengajak ku untuk bertemu dengan temanya yang ingin kenalan dengan ku. Sebenernya paling males dengan hal-hal yang seperti ini, kayak anak kecil banget’kan. Okey tapi aku paling gak bisa bilang tidak sama temen sendiri, yaudahlah ya… kan juga cuma kenalan, gak lebih. Sebenernya udah beberapa hari ini DION, nama cowok itu, udah sering sms’an sama aku dan karna aku merasa nyaman sekaligus juga menghargai temen ku, aku  setuju untuk  bertemu Dion. Akupun siap-siap untuk ketemu Dion, sebenernya sih gak siap-siap juga, orang gak ada yang perlu dipersiapkan juga,hehe. I’am ready.
Kita sepakat untuk bertemu diwarnet,karena aku juga mau cari tugas. Bilik 8, pesan sms dari Dion. Akhirnya harus deh aku sama Tata clingukan, harus membuang rasa malu dulu nih. Dan sumpah dag dig dug banget pas waktu ketemu Dion, hhmt okey okey menurut ku semua cowok itu ganteng jadi…. ya ganteng kalu ditanya Dion ganteng gak, kan Dion cowok, meskipun  menurut Tata Dion itu mirip sama Afgan..haduh Afganistan iya, hehe gak sih emang mirip kok. Akhirnya akupun sebilik dengan Dion, Tata tanpa diusir Dion sudah mencari tempat sendiri, dan aku paling..paling..paling.. gak suka saat seperti ini, aku paling takut  berduan sama cowok, gak normal kali ya??. Kitapun asyik ngobrol dan jujur  rasanya nyaman banget saat aku deket sama Dion, gak tau kenapa rasa takut itu hilang, oh GOD.. apa ini??. Dan yang ngebuat aku tambah deg-degan saat itu juga Dion minta akau jadi pacarnya.!!!, gila banget gak tu, kita baru kenal seminggu baru ketemu sakali bisanya ya Dion bilang gitu dan tanpa aba-aba aku bilang “gak mau” karna aku gak mau kalau nantinya aku cuma dijadiin mainan sama Dion, dia gampang dapetin aku ada kemungkinan juga’kan kalau dia juga gampang buat ninggalin aku, senyaman apapun, tapikan juga gak secepat ini juga. Itu kenapa aku paling gak suka kalau baru kenal udah jadian, ihh.. banget, butuh waktu 6bulan sampek 1tahun lah untuk deket sama aku, eh 3tahun juga boleh, haha. Tapi Dion bisa menerima jawaban ku dan kitapun berpisah, kita sama-sama janji next time bakal ketemu lagi.
Seminggu sudah setelah ketemuan ku sama Dion, dan hubungan kita masih baik, lewat sms pastinya, etss ralat tambah baik malahan. Sampai suatu hari Dion telfon dan ngomong yang bener-bener buat aku kaget, ngomong apa itu??? cukup aku juga sih yang tau, tapi sumpah parah banget dan akupun gak mau lagi berhubungan dengan Dion. Akhirnya aku cerita sama Tata maslah yang terjadi antara aku dan Dion, respon Tata sama kayak aku Tata kaget, Tata bilang gak mungkin Dion kayak gitu dan tanpa aku dan Tata sadari, Nisa mendengarkan cerita ku. Surprize yang kedua yang aku terima adalah Nisa ternyata mantan Dion, apa lagi ini?…, tapi bersyukurnya dari itu aku bisa mengorek info tentang Dion dan sama seperti Tata, Nisa pun bilang bahwa Dion gak seperti itu. Kita sepakat untuk lihat facebooknya  Dion, cek statusnya dan,.lemes…distatusnya, Dion bilang bahwa hp’nya hilang dan status itu udah 1minggu’an. Pertanyaan ku, terus selama ini aku sms’an sama siapa???
Setelah kejadian yang ngebuat kita shock, sepakatlah  aku, Tata, Nisa dan Anda  mengadakan rapat, haha lebay. Sebenarnya Anda menyarankan untuk aku menyudahi itu semua, tapi aku sangat penasaran jadi aku gak mendengarkan kata-kata Anda kali ini. Dan hasil rapat memutuskan bahwa kita akan menjebak Dion “palsu” untuk mengngaku siapa dia sebeneranya. Dengan pura-pura gak  tau dan gak terjadi apa-apa, aku menghubungi Dion dan kita putuskan untuk bertemu diwarnet, demi Tuhan aku bener-bener takut walaupun saat itu gak cuma ada aku, ada Tata, Nisa dan Anda. Benar saja ternyata itu bukan Dion! Tapi orang yang mengambil hp Dion, Tuhan… aku langsung lemes. Pengen waktu itu aku marah semarah-marahnya tapi rasa marah itu terkalahkan dengan rasa takut ku menghadi dua orang preman yang mengambil hp Dion. Saking  shocknya aku, waktu pulang aku jatuh dari sepeda,malu banget dilihatin orang , tambah malu karena ada pak polisi untung gak jatuh dari motor, bisa panjang masalahnya. Sepeda ku rusak, dan tangan kaki ku pun berdarah. Karena aku takut pulang dengan keadaan yang gak enak dilihat, kita putuskan untuk kerumah Nisa dulu. Sampai dirumah Nisa, Tata langsung menelfon Dion, karena Nisa mantan pacar Dion, jadi jelas Nisa tau telfon rumah Dion ,dan Tata menyuruh saat itu juga untuk Dion kerumah Nisa. Dion pun akhirnya datang, aku gak bisa bilang apa-apa lagi dan hanya bisa diam, dan yang membuat ku semakin lemas adalah Tata mengadakan permainan “kata hati”,huhft.. jadi dipermainan itu aku, Nisa, Dion, dan Tata harus jujur dengan perasaan masing-masing. Urutan pertama Nisa, Nisa bilang kalau dia masih sayang sama Dion tapi untuk jadi pacar Dion lagi, Nisa belum bisa memastikan karena Nisa ingin melihat perubahan dari Dion dulu. Next aku, aku cuma bilang bahwa aku nyaman dengan Dion tapi untuk perasaan lebih gak ada, jujur sebenarnya aku bohong karna kunci untuk hati ku cuma menerima aku apa adanya dan bisa membuat aku nyaman, tapi aku gak mau nyakitin Nisa, cukup aku yang sakit karna aku juga tau bahwa Dion masih sayang banget sama Nisa. Dan giliran Dion, Dion bawa satu kertas warnanya pink,hehe dan cewek  yang dikasih kertas itu berarti cewek yang Dion sayang, seperti dugaan ku kertas itu untuk Nisa, dan Nisa membacakanya, okey I’am fine. Setelah Nisa membaca kertas dari Dion Nisa bilang, bahwa jika Dion sayang sama Nisa, Dion harus jadian sama aku,what?!!!!. Saat itu aku bener-bener kecewa, emang aku cewek apa. Mendengar semua cerita ku Andapun, marah katanya aku sih gak mau dengerin dia, sekarang aku’nya  sendiri’kan yang sakit, ya itu konsekuensi ku.
Seminggu setelah kejadian dirumah Nisa, Nisa menyuruh aku untuk nonton bareng  sama Dion tapi aku gak mau kalau gak ada Nisa dan Tata, dan jadilah kita berempat nonton. Aku , Dion, Tata, Nisa,.. jujur gak enak banget dengan posisi duduk yang seperti ini. Dipertengahan film, Nisa dan Tata ijin untuk ketoilet, dan saat itu aku sudah merasa bahwa ada yang gak beres. Disaat Nisa dan Tata ketoilet, Dion berkata “dy..pliss bantu aku ya”, yah… Dion meminta aku untuk berakting dekat denganya dengan tujuan supaya Dion tau apa yang dirasakan Nisa, lagi-lagi aku gak bisa nolak  harapan Dion yang sangat jelas terlukis dimatanya. Lima  menit setelas Nisa dan Tata kembali dari toilet, gantian aku yang ijin ketoilet, aku udah gak kuat nahan air mata yang dari tadi sudah mau tumpah, limabelas menit aku mengurung diri didalam toilet dan aku putuskan untuk menghadapi kenyataan yang ada. Setelah keluar dari studio film aku meminta untuk pulang bersama Tata, dan aku meminta  Dion untuk mengantar Nisa pulang, awalnya Nisa menolak tapi akhirnya dia setuju. Diperjalanan pulanng Tata sempat bercerita, “Melody, tadi Nisa nangis”,  “aku tau kok, tenang aja aku gak  ada apa-apa dengan Dion”, jawab ku dengan tersenyum.
Beberapa hari setelah kita nonton bareng, Tata member kabar bahwa Nisa dan Dion balikan. Dan aku bersyukur, atas  keputusan dan alasan ku  untuk tidak menerima Dion sebagai teman dekat ku.